Bima, 18 Juli 2025 || Kanal Aspirasi dan Wacana Hukum (Kawah) NTB – Suara lantang dan bergelora datang dari seorang putra asli Lambitu, Bung Ipul, yang tak lagi mampu membendung amarahnya. Dalam wawancara eksklusifnya dengan Kawah NTB, ia secara terbuka melayangkan kritik tajam dan menggugat kepemimpinan Bupati serta Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kabupaten Bima atas kegagalan fatal dalam menyediakan infrastruktur dan layanan dasar yang layak bagi masyarakat Lambitu.
Ketika Jalan Rusak Menjadi Vonis Mati, Bung Ipul dengan nada yang tegas menyampaikan, saya tak bisa lagi tinggal diam melihat kenyataan pahit yang menimpa kampung halaman kita! Kisah pilu seorang anak kecil dari Sambori yang harus berjuang antara hidup dan mati di jalanan rusak menuju RS Muhammadiyah Bima adalah tamparan keras, bahkan tamparan mematikan, bagi kita semua. Terutama bagi mereka yang duduk di kursi kekuasaan: Bupati dan seluruh anggota DPRD Kabupaten Bima!”
Bung Ipul tak gentar menyoroti absurditas situasi. “Coba renungkan sejenak! Di saat detik-detik berharga menentukan hidup atau matinya seorang anak yang demam tinggi, keluarganya justru harus menghadapi neraka jalanan!
Mereka terpaksa merogoh kocek dalam-dalam untuk menyewa mobil. Kenapa? Karena jalan di Lambitu ini hancur lebur! Rusak parah! Mau pakai motor, keselamatan anak jadi taruhan. Ini bukan pilihan, ini keputusasaan yang kalian ciptakan, wahai para penguasa!” tegasnya,
Ia melanjutkan, dengan lugas dan tanpa basa-basi, bahwa “Jalan rusak itu bukan cuma bikin kita nggak nyaman, tapi ini soal nyawa! Aspal yang amburadul, itu menunjukkan Bupati dan DPRD Kabupaten Bima sudah gagal menjamin hak dasar rakyatnya. Jalan yang seharusnya jadi jalur penyelamat malah jadi penghalang utama!”
Bung Ipul mempertanyakan akuntabilitas pemerintah daerah. “Kemana saja anggaran perbaikan jalan selama ini? Apa yang sudah kalian lakukan, wahai anggota DPRD Bima, dalam fungsi pengawasan kalian?! Apakah kalian buta melihat penderitaan rakyat Lambitu?
Ini bukan cuma kelalaian biasa, ini pengabaian fatal yang membahayakan nyawa! Rakyat Lambitu berhak punya jalan mulus dan akses mudah ke mana pun!”
Bung Ipul menegaskan: “Saya ingatkan sekali lagi! Sudah saatnya Bupati dan DPRD Kabupaten Bima bangun dari tidur panjang kalian! Jangan lagi bersembunyi di balik alasan klasik atau janji-janji gombal. Peristiwa ini adalah bukti nyata kalian telah gagal total dalam menjalankan amanah utama: menyejahterakan dan melindungi rakyat! Perbaiki jalan itu!
Jangan biarkan ada lagi anak-anak di Lambitu yang harus mempertaruhkan nyawa karena jalanan yang hancur! Ini desakan mutlak, bukan cuma permohonan! Ini teriakan hati nurani rakyat! Jangan sampai kami yang turun ke jalan untuk menuntut hak kami!”
Pernyataan keras Bung Ipul diharapkan menjadi pemicu bagi pihak berwenang di Kabupaten Bima untuk segera bertindak nyata, memperbaiki kondisi infrastruktur jalan demi keselamatan dan kesejahteraan seluruh masyarakat Lambitu.




















